MEDIA INFORMASI

laporan praktikum total protein



ass kawan kini saya sajikan bekal kalian intuk praktikum pemeriksaan total protein semoga dapat bermanfaat untuk kalian.... salam sukse selalu

PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN


  1. TUJUAN

-          Dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksaan total protein,Albumin, dan Globulin untuk menegakan diagnosa penyakit.
-          Dapat mengukur kadar Total protein dengan cara biuret,Albumin dengan cara BCB dan cara menghitung kadar globulin.
-          Dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan Total Protein, Albumin dan Globulin pada saat praktikum setelah membandingkan dengan nilai normal dengan dikaitkan dengan diagnosa penyakit.


  1. DASAR TEORI

Protein tersusun dari asam amino yang berikatan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Protein plasma yang beredar terdiri atas :
  1. Albumin
Fungsinya untuk Menjaga keseimbangan tekanan osmotic.
Nilai normal Albumin yaitu 3,4 – 4,7
  1. Globulin
Fungsinya untuk daya tubuh.
Globulin terdiri dari 3 yaitu :
-          Globulin Alfa
-          Globulin Beta
-          Globulin Gama
a.       IGG
Properties
 IgG merupakan imunoglobulin yang paling serbaguna karena mampu menjalankan seluruh fungsi molekul imunoglobulin.
a) IgG adalah Ig utama dalam serum - 75% dari Ig serum adalah IgG
b) IgG adalah Ig utama dalam ruang vaskular ekstra
c) transfer plasenta - IgG adalah satu-satunya kelas Ig yang melintasi plasenta. Transfer dimediasi oleh reseptor pada sel-sel plasenta untuk wilayah Fc IgG. Tidak semua subclass silang sama baiknya; IgG2 lintas tidak baik.
d) Perbaikan melengkapi - Tidak semua subclass memperbaiki sama baiknya; IgG4 tidak memperbaiki melengkapi
e) Binding ke sel - makrofag, monosit , PMNs dan beberapa limfosit memiliki reseptor Fc untuk wilayah Fc IgG. Tidak semua mengikat subclass sama baiknya; IgG2 dan IgG4 tidak menempel pada reseptor Fc. Sebagai konsekuensi dari mengikat ke reseptor Fc pada PMNs, monosit dan makrofag adalah sel sekarang dapat menginternalisasi antigen yang lebih baik. antibodi telah menyiapkan antigen untuk makan oleh sel-sel fagosit. opsonin Istilah yang digunakan untuk menjelaskan zat yang meningkatkan fagositosis. IgG adalah opsonin baik. Pengikatan dengan reseptor Fc IgG pada jenis sel lain menghasilkan pengaktifan fungsi lain.

b.      IGA
c.       IGM
d.      IGE
e.       IGD
  1. Fibrinogen
  2. Terdapat sejumlah kecil dalam: Enzim, protein struktural dan metabolik ( hormon dan protein transfer ).
Fungsi Protein Plasma
1. Keseimbangan osmotik
     Hipoalbumin menyebabkan tekanan osmotik plasma menurun sehingga kapiler tidak mampu melawan tekanan hidrostatik sehingga timbul edem ( cairan darah menuju ke jaringan interstitial ).
2. Pembentukan dan nutrisi jaringan
     Enzym, hormon, pembekuan darah ( fibrinogen, AT III ) dan jaringan tubuh.
3. Transportasi
-          Umum yaitu albumin
-          Khusus :
Hormon → Prealbumin
            Vitamin → Prealbumin
            Lipid  → Lipoprotein
      Co     → Ceruloplasmin
            Hb     → Haptoglobin
            Heme → Hemopexin
            Fe    → Transferin
  1. Daya tahan tubuh


  1. ALAT DAN BAHAN

Alat
-          Tabung reaksi ukuran 5 ml
-          Rak tabng reaksi
-          Pipet
-          Spektrofotometer
Bahan
-          Reagen biuret
-          Reagen standar protein
-          Serum atau plasma

  1. CARA KERJA
  1. Menyiapkan tabung ependox di atas meja
  2. Di tabung ependox di taruh cairan Na nitrat dan di tetesi 2 ml darah , kemudian ditaruh di  sentrifuge didiamkan selama 10 menit.
  3. Setelah itu diambil plasma dan di campur dengan cairan buret dan di diamkan selama 10 menit
  4. Diukur di alat sprektrofotometer


  1. HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
1.      Blanko isinya biuret murni
Ø  0,1g /dl
2.      Sample isinya biuret + serum 20 µl
Ø  6,2 g/dl

PEMBAHASAN

LINERITAS
Batas lineritas alat adalah 12 g/dl. Apabila di dapatkan nilai diatas angka tersebut serum harus di encerkan dengan NaCl + 1 hasil di kalikan 2
NILAI NORMAL
Bayi                          4,6 -7,0 g/dl
3 tahun sd dewasa   6,6 -8,7 g/ dl

Pengukuran konsentrasi total dari serum atau plasma merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat penting dan ikut memberikan gambaran tentang keadaan kesehatan umum seseorang hal ini didasarkan oleh kenyataan, bahwa sekuruh protein plasma atau serum di sintesis dan di keluarkan oleh beberapa organ tertent.dalam keadaaa sehat ,konsentrasi protein total dalam serum berkisar antara 6,6 – 8,7 g/dl, sedangkan dalam plasma tentunya sedikit lebih dari nilai ini,karena adanya fibrinogen . kalau diperhatikan maka ternyata protein yang terdapat di dalam darah ini dinyatakan dalam keadaan gram.
Sebaliknya kelompok  bahan terlarut lain seperti ion dan molekul organik kecil dinyatakan dalam satuan mg. Ini berarti protein adalah bagian yang terbeesar dari bahan yang larut dalam plasma atau serum, karena beratnya ribuan kali lebih banyak dari pada senyawa lain. akan tetapi,bila dilihat dari jumlah molekul tidak demikian halnya.ini di sebabkan oleh besarnya berat molekul protein,sehingga molaritas protein dalam plasma atau serum sebenarnya kecil, mungkin kebih kecil atau paling banyak sama saja dengan molaritas senyawa-senyawa lain .
Dari hasil percobaan yang kita dapat bahwa total protein yang kita dapat yaitu 6,2 g/dl itu termasuk dalam keadaan tidak normal karena dalam hal normalnya berkisar antara 6,6 -6,8 g /dl

            PERTANYAAN
1.      Jelaskan mengapa pada penyakit sindroma nefrotik terjadi hipoalbumin?
2.      Jelaskan mengapa pada penyakit sirosis hepatis terjadi hipoalbumin ?

Jawaban
1.karena tejadi kerusakan di gromerolus, dan gromerolus tidak dapat menyaring        darah pada semestinya sehingga allbumin keluar bersama urin
2.sirosis hepatis atau penyakit hati, di hati albumin di produksi apabila terjadi kerusakan akan terjadi hipoalbumin









  1. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan kami dapat menyimpulakan bahwa total protein kurang dari 6,6 -8,7g /dl maka akan menyebabkan hipoalbumin yaitu terjadinya penyakit hati secara sistematis  berbagai penyebab hipoalbumin dapat di kelompokan menjadi 3 kelompok besar :
1.      Hipoalbuminemia yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaaan bahan mentah sintesis protein, yaitu asam-asam amino yang bersal dari makan.
2.      Yang disebabkan oleh gangguan tempat sintesis,yaitu ,organ hati
3.      Disebabkan oleh terjadinya kehilangan albumin melalui alat pembuangan atau ekskres.i





















RESISTENSI OSMOTIK DARAH  CARA VISUAL



A.TUJUAN

-          Dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksaan resistensi osmotic darah cara visual
-          Dapat menentukan resistensi osmotic darah
-          Dapat menyimpulkan hasil resistensi osmotic darah setelah membandingkan dengan nilai normal dengan dikaitkan dengan diagnosa penyakit.
-           
B.DASAR TEORI

Hemolisa adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah merah menuju ke cairan di sekelilingnya. Keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membran sel darah merah. Membran sel darah merah mudah dilalui atau ditembus oleh ion-ion H+, OH-, NH4+, PO4, HCO3-, Cl-, dan juga oleh substansi-substansi yang lain seperti glukosa, asam amino, urea dan asam urat. Sebaliknya membran sel darah merah tidak dapat ditembus oleh Na+, K+, Ca++, Mg++, fosfat organik dan juga substansi lain seperti hemoglobin dan protein plasma. Secara umum, membran yang dapat dilalui atau ditembus oleh suatu substansi dikatakan bahwa membran ini permeabel terhadap substansi tesebut. Membran yang betul-betul semi permeabel adalah membran yang hanya dapat ditembus oleh molekul air saja, tetapi tidak dapat ditembus oleh substansi lain. Tidak ada membran pada organisme yang bersifat betul-betul semi permeabel, yang ada adalah membran yang bersifat permeabel selektif, yaitu membran yang dapat ditembus oleh molekul air dan substansi-substansi lain, tetapi tidak dapat ditembus oleh substansi yang lain lagi. Jadi membran sel darah merah termasuk yang permeable selektif.


Ada 2 macam hemolisa yaitu :
  1. Hemolisa Osmotik
Hemolisa osmotik terjadi karena adanya perbedaan yang besar antara tekanan osmosa cairan di dalam sel darah merah dengan cairan di sekeliling sel darah merah. Dalam hal ini tekanan osmosa isi sel jauh lebih besar darapada tekanan osmosa di luar sel. Tekanan osmosa isi sel darah merah adalah sama dengan tekanan osmosa larutan NaCl 0,9 %. Bila sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan 0,8 %, belum terlihat adanya hemolisa, tetapi sel darah merah yang dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,4 % hanya sebagian saja dari sel darah merah yang mengalami hemolisa, sedangkan sebagian sel darah merah yang lainnya masih utuh. Perbedaan ini diebabkan karena umur sel darah merah berbeda-beda. Sel darah merah yang sudah tua, membran sel mudah pecah, sedangkan sel darah merah  yang muda, membran selnya kuat. Bila sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,3 %, semua sel darah merah akan mengalami hemolisa. Hal ini disebut hemolisa sempurna. Larutan yang mempunyai tekanan osmosa lebih kecil daripada tekanan osmosa isi sel darah merah disebut larutan hipotonis, sedangkan larutan yang mempunyai tekanan osmosa lebih besar dari tekanan osmosa isi sel darah merah disebut larutan hipertonis. Suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosa yang sama besar dengan tekanan osmosa isi sel disebut larutan isotonis.



  1. Hemolisa Kimiawi 
Pada hemolisa kimiawi, membran sel darah merah dirusak oleh macam-macam substansi kimia. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa dinding sel darah merah terutama terdiri dari lipida dan protein membentuk suatu lapisan yang disebut lipoprotein. Jadi setiap substansi kimia yang dapat melarutkan lemak (pelarut lemak) dapat merusak atau melarutkan membran sel darah merah. Kita mengenal bermacam-macam pelarut lemak yaitu kloroform, aseton, alkohol, benzena dan eter. Substansi lain yang dapat merusak membran sel darah merah diantaranya adalah bisa ular, bisa kalajengking, garam empedu, saponin, nitrobenzene, pirogalol, asam karbon, resin dan senyawa arsen.

Sel darah merah yang ditempatkan dalam larutan garam yang isotonis tidak akan mengalami kerusakan dan tetap utuh. Tetapi bila sel darah merah ditempatkan dalam air destilata, sel darah merah akan megalami hemolisa, karena tekanan osomose isi sel darah merah jauh lebih besar daripada tekanan osmose di luar sel sehingga mengakibatkan banyak air masuk ke dalam sel darah merah (osmosis). Selanjutnya air yang banyak masuk ke dalam sel darah merah itu akan menekan membran sel darah sehingga membran pecah. 

C. ALAT DAN BAHAN

ALAT
ü  Tabung reaksi
ü  Rak
ü  Pipet


BAHAN
ü  HCL 0,5%
ü  Aquades
ü  Darah vena
ü  EDTA
ü   
D. CARA KERJA
1.    Menyusun sebanyak 24 tabung reaksi pada rak dan dibagi menjadi 2 baris, masing-masing berisis 12 tabung..
2.    Memberi nomor pada setiap tabung dan di urut kan sebagai berikut : 25, 24, 23, 22, 21, 20, 19, 18, 17, 16, 15, 14.
3.    Kemudian menetesi NaCl  0,5 %  dengan pipet kapiler yang banyaknya disesuaikan dengan nomor tabung.
4.    menetesi pula aquades pada tiap tabung, sampai volumenya berjumlah 25 tetes tiap tabung. Contoh : 24 tetes NaCl 0,5 % + 1 tetes aquades, 23 tetes NaCl 0,5 % + 2 tetes aquades.
5.    Konsentrasi NaCl pada masing-masing larutan menjadi sebagai berikut : 0,5 %; 0,48 %; 0,46 %; 0,44 %; 0,42 %; 0,40 %; 0,38 %; 0,36 %; 0,34 %; 0,32 %; 0,30 %; 0,28 %.
6.    mengambil 3 cc darah vena dan diberi 2 tetes EDTA lalu pada masing-masing tabung ditetesi 1 tetes darah, mencampur serta mendiamkan  2 jam, pada temperatur kamar. Untuk kontrol tidak diberi darah.
7.    membaca tabung dimana terjadi permulaan hemolisis dan tabung dimana terjadi hemolisis yang sempurna (complete hemolisis).
8.    Membandingkan hasil dengan control normal


E.HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Dari hasil percabaan kami  dapatkan :
ü  Hemolisis yang sempurna terjadi pada tabung 19 → NaCl 9 tetes +6 aquades
ü  Hemolisis pertama → tabung ke 19→NaCl 9 tetes + 6 aquades

PEMBAHASAN
Nilai Normal :
Mulai lisis pada NaCl 0,44 % (0,42 ± 0,02 % NaCl)
Hemolisis sempurna pada NaCl 0.34 % (0,34 ± 0.02 % NaCl).
Sel darah merah mengalami lisis sempurna pada tabung ke 19
Dan hemolisis pertma terjadi pada tbung ke 19, apabila  lisis akan mengakibatkan anemia. Tejadi lisis karenaperbedaan tekanan osmtik di dalam darah dan sekitar darah dalam hal ini tekanan osmosa isi sel lebih besar di bandingkan dengan tekanan osmosa di luar sel


PERTANYAAN
1.      penyakitnya anemia hemolitik otonum?
2.      Jelaskan penyakit malari yang behubungan dengan hemolisis sel arah merah

JAWABAN
1. Karena usia sel darah merah belum matang  yaitu kurang dari normal pada anemia hemolitik otoimun ini di dalam sel serum penderita di temukan otoantibody.bila antibody ini di camputr dengan suspensi SDM normal (berasal dari orang yang tidak menderita penyakit ini dan mempunyai golongan arah yang sama ),akan terjadi pengikatan dan mungkin aglutinasin SDM normal tadi



F.      KESIMPULAN
Darah mengalami lisis karena terjadi perbedaaan yang besar antara tekanan osmosa cairan di dalam sel dan di sekililing sel, Dalam hal ini tekanan osmosa isi sel jauh lebih besar darapada tekanan osmosa di luar sel





DAFTAR PUSTAKA
diakses pada tanggal 15 Juni 2010
diakses pada tanggal 15 Juni 2010
diakses pada tanggal 15 Juni 2010
4)       http://id.wikipedia.org/wiki/Dehidrasi diakses pada tanggal 15 Juni 2010
5)      Murray, Rober K. 2003. Biokimia Harper.  Jakarta: EGC
6)      Saryono. 2010. Buku petunjuk Praktikum Biokimia. Gombong: Stikes muhammadiyah Gombong

okey semua semoga bermanfaat............ untuk kalian yang ingin artikel lain yang belum di tampiulkan silahkan tinggalkan pesan di komentar

Related : laporan praktikum total protein

0 Komentar untuk "laporan praktikum total protein"

tinggalkan pesan atau komentar ataupun saraan agar kami bisa menyajikan informasi lebih baik lagi bagi anda