MEDIA INFORMASI

laporan pendahuluan hepertermi



LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA TENTANG HIPERTERMI

A.    DEFINISI HIPERTERMI
-          Peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus
-          Keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang normalnya
-          Keadaan dimana seorang individu mengalami peningkatan suhu tubuh di atas 37,80C peroral atau 38,80C perrektal karena factor eksternal (Carpenito, 1995)
B.     FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
1.      Dehidrasi
2.      Penyakit atau trauma
3.      Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkering
4.      Pakaian yang tidak layak
5.      Kecepatan metabolisme meningkat
6.      Pengobatan / anasthesia
7.      Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)
8.      Aktivitas yang berlebihan
C.   Tanda – tanda dan gejala dari hipertermia atau panas :
Panas, kulit kering adalah tanda khas hipertermia. Kulit bisa menjadi merah dan panas sebagai pembuluh darah melebarkan dalam upaya untuk meningkatkan pembuangan panas, kadang-kadang mengarah ke bibir bengkak. Sebuah ketidakmampuan untuk mendinginkan tubuh melalui keringat menyebabkan kulit merasa kering.
Tanda-tanda lain dan gejala bervariasi tergantung pada penyebabnya. Dehidrasi yang terkait dengan stroke panas dapat menghasilkan mual , muntah, sakit kepala , dan tekanan darah rendah . Hal ini dapat menyebabkan pingsan atau pusing , terutama jika orang tersebut berdiri tiba-tiba.
Dalam kasus serangan panas parah, orang tersebut mungkin menjadi bingung atau bermusuhan, dan mungkin tampak mabuk. Denyut jantung dan laju respirasi akan meningkat ( takikardi dan takipnea ) sebagai penurunan tekanan darah dan jantung upaya untuk memasok cukup oksigen ke dalam tubuh. Penurunan tekanan darah maka bisa menyebabkan pembuluh darah berkontraksi, menghasilkan warna kulit pucat atau kebiru-biruan dalam kasus-kasus lanjutan stroke panas. Beberapa korban, terutama anak-anak muda, mungkin kejang . Akhirnya, sebagai organ tubuh mulai gagal, tidak sadarkan diri dan koma akan terjadi.
D.    FISIOLOGIS
Banyak fungsi fisiologis lainnya fungsi tubuh mengenai batasan normal. Terdapat beberapa pendapat. Umumnya berkisar antara 36,100 C atau lebih rendah sampai 37,400 C pada sore hari atau 36,50 C ( benneth,et al, 1996). Lebih lanjut dijelaskan, suhu tubuh rata-rata orang sehat 36,80 C.dengan titik terendah pada jam 6 pagi sampai dan titik tertinggi jam 16.00.
            Suhu normal maksimum (oral) pada jam 06.00 adalh 37,200C dan suhu maksimum pada jam 16.00 adalah 37,700 C. Dengan demikian suhu tubuh > 37,200 C pada pagi hari dan > 37,700C pada sore hari disebut demam ( Gelfand,et al, 1998 ). Sebaliknya bennet dan plum (1996) mengatakan demam atau hipertermi bila suhu >37,200 C. Walaupun tidak ada batasan yang tegas, namun dikatakan apabila terdapat variasi suhu tubuh harian yang lebih 1-1,50 C adalah abnormal. Suhu tubuh dapat diukur melalui rektal,oral atau aksila,dengan perbedaan kurang lebih 0,5-0,600C, serta suhu rektal biasanya lebih tinggi ( Andreoli, et al,1993 ).
            Peningkatan suhu tubuh secara abnormal dapat terjadi bentuk hipertermi dan demam. Pada hipertermi, mekanisme pengaturan suhu gagal,sehingga produksi panas melebihi pengeluaran panas.

E.     FOKUS PENGKAJIAN
1.      Riwayat keperawatan
Keluhan utama : Pasien mengatakan panas
2.      Riwayat kesehatan sekarang
Apa yang di rasakan sekarang?
3.      Riwayat kesehatan dahulu
Apakah kemungkinan pernah panas atau pengalaman panas di masa lalu
4.      Riwayat penyakit keluarga
Meliputi penyakit yang turum temurun atau tidak.




F.     POLA PEMENUHAN KDM MENURUT GORDON

a.       Pola oksigen :  keluhan  sesak nafas,bersihan jalan nafas
b.      Pola nutrisi : Asupan gizi,pola makanan,kecukupan gizi, pantangan makanan.
c.       Pola eliminasi : Pola BAB dan BAK konsistensi fases,warna urin
d.      Pola aktivitas : Meliputi gerakan ( mobilitas ) pasien
e.       Pola istirahat : Meliputi kebiasaan tidur/ istirahat pasien bisa tidur ataun tidak.
f.       Pola berpakaian : Meliputi baju yang sesuai berpakaian dan melepas pakaian.
g.      Pola mempertahankan temperatur tubuh : Meliputi suhu tubuh
h.      Pola personal hygiene : Meliputi kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dari penampilan yang baik serta melindungi kulit.
.
G.  Pemeriksaan umum
1.      Keadaan umum
2.      Kesadaran
3.      TD
4.      N
5.      S
6.      RR
H.  Pemeriksaan fisik
1.      Mata : bentuk simetris atau tidak,bagaimana konjungtivanya
2.      Muka : Terlihat pucat,merah atau tidak
3.      Hidung : Bentuk simetris/tidak
4.      Mulut : mukosa bibir kering atau tidak,gigi agak kotor / bersih
5.      Leher : Tidak/ada pembesaran kelenjar tyroid
6.      Dada : Simetris atau tidak,
7.      Ekstremitas Atas : akral hangat/ dingin, bisa bergerak dengan bebas atau tidak
                  Bawah : kedua kaki dapat bergerak dengan bebas atau tidak



I.       .  DIAGNOSA KEPERAWATAN :
- Hipertermi b.d Dehidrasi
J.      FOKUS INTRVENSI

Intervensi Prioritas NIC
Pengobatan demam : Pengelolaan pasien dengan hipertermia yang disebabkan oleh faktor – faktor yang bukan dari lingkungan.
Kewaspadaan hipertermia maligna : pencegahan atau penurunan respons hipermetabolik terhadap obat – obat farmakologis yang digunakan selama pembedahan.
Regulasi suhu : Mencapai dan/atau mempertahankan suhu tubuh dalam rentan normal.
Regulasi suhu :  Mencapai dan/atau mempertahankan suhu tubuh yang diinginkan selama intraoperasi.
Pemantauan tanda vital : Pengumpulan dan analisis data kardiovaskular, respirasi, suhu tubuh untuk menentukan serta mencegah komplikasi.
K. FOKUS INTERVENSI
1. Prioritas intervensi
a.  pengobatan demam ; pengelolaan pasien dengan hipertermi  yang di sebabkan oleh faktor-faktor yag bukn dari lingkungan 
b. kewaspadaan hipertermi  kewaspadaan hipertermi maligna : pencegahan atau     penururnan respons hipermetabolik terhadap obat-obat farmakologis yang di gunakan selama pembedahan
c.Regulasi suhu : mencapai/mempertahankan ushu tubuh dalam rentang normal
d.regulasi suhu ; intra operasi mencapai atau mempertahakan suhu tubuh yang di    inginkan selam interaoperasi
e.pemantauan tanda vital ; pengumpulan dan analisis data kardiovasular repirasi suhu tubu utuk menentukan serta mencegah kompikasi





                                         DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Wilkinson, j.2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Hidayat,A. Aziz Alimun . 2005 . kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta : EGC.
Mubarak, Wahit chayatin, N.  2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC.
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3. Salemba:Medika.

silahkann  sedot disisni

Related : laporan pendahuluan hepertermi

2 Komentar untuk "laporan pendahuluan hepertermi"

tinggalkan pesan atau komentar ataupun saraan agar kami bisa menyajikan informasi lebih baik lagi bagi anda